Roadshow Majelis Musyawarah Pancasila MMP Menyoal Bentuk Pemilihan yang Transactional dan Menanamkan pengamalan Pancasila

Roadshow Majelis Musyawarah Pancasila(MMP)menyoal Bentuk Pemilihan yang Transactional dan Menanamkan Pengamalan Pancasila

Mediasynergi86.id, Jakarta Utara,04-03

Dalam pelaksanan Road Show Majelis Musyawarah Pancasila yang perdana, yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Gambir, Kamis 2 Maret 2023 lalu yang di buka langsung oleh Sekko Jakarta Pusat Denny Ramdany. 

Denny menyampaikan agar kegiatan roadshow Pancasila ini tidak sekedar ceremonil, maka perlu di bentuk komite pelaksana MMP di semua kecamatan yang berada di DKI Jakarta. Agar tenaga dalam membumikan Pancasila tumbuh subur di DKI Jakarta.

Roadshow MMP ini juga menyinggung pola pemilihan yang diselenggarakan per lima tahun di Bangsa Indonesia. Proses demokratisasi yang serba transaksional dan lebih memihak para pemilik modal adalah salah satu sumber malah petakanya bangsa Indonesia menuai banyak masalah. Bahkan masih jahu bertemu dengan amanah proklamasi dan pembukaan UUD 1945. 

Prof Yudhie selaku sebagai salah satu narasumber mencoba mengiring cara pandang peserta roadshow MMP agar melihat sebab akibat lebih segsama. 

“Menelusuri dari mana penyebab berasal dan apa saja dampak turunan yang dihasilkannya. Sebab tanpa mencoba mengurai panggal hulunya, tentu hilirnya juga akan menjahu dari spirit Pancasila,”terangnya.

Secara teori. Prof Yudhie mengatakan, pemerintah adalah hasil dari pilihan masyarakat. Dimana pemerintah yang baik berasal dari masyarakat yang baik. Begitupula pemimpin yang sehat dan bijaksana juga dipengaruhi oleh pemilih yang sehat, cerdas dan bisa memilah. Sebab masyarakat ada sumber mata air yang melahirkan pemerintah dengan turunan berbagai persoalannya. Termasuk tergolong pemerintah atau elit yang Pancasialis atau justru kontra Pancasila.

“Jika masyarakat masih memilih uang 100 sampai 200 rupiah, tanpa memperhatikan calon itu berpancasila atau tidak maka disitulah sumber dari pemerintahan yang kontra Pancasila. Maka usaha menyehatkan masyarakat adalah usaha menyehatkan pemerintahan dan negara. Disaat terjadinya pemimpin dan pemerintahan yang sehat inilah akan secara otomatis pelan pelan mempraktekan nilai nilai Pancasila itu disegala sektornya. Termasuk akan menciptakan undang undang baru guna menganti Undang undang yang bertentangan dengan Pancasila,”pungkasnya.

Selain membangun kuwalitas mata air, pabrik atau orang tua yang bernama rakyat, yang melahirkan anak anak bernama pemerintahan. Maka Rakyat harus menjalankan fungsinya dengan baik. Selain mengingatkan anak anaknya, jika perlu memberhentikan abdi rakyat yang semenang menang dan tidak patuh terhadap orang tuanya. 

Sedang, Wardi Jien menyoal sistem one man one vote sebagaimana sistem demokrasi pemilihan umum yang berada di bangsa Indonesia. Dengan mengilustrasikan orang tua dikalahkan dengan jumlah anaknya lebih banyak. Sedang ilmu mengajarkan pilihlah pemimpin berkuwalitas, bukan yang temannya banyak atau uang dan senjatanya banyak. 

Kuwalitas dalam memilih inilah yang juga ikut merendahkan nilai Pancasila atau manusia yang seharusnya membawa martabatnya. Sehingga pikiran dan ilmu dalam sistem memilih seperti one man one vote tidak berlaku. Pak wardi justru menawarkan bukan hanya berhenti diperdebatan antara sopir dan penumpangnya, atau rakyat dengan pemerintahnya. 

“Namun lebih mengajak pada persoalan kendaraan, bukan berhenti di persoalan sopir dan penumpangnya. Sehingga yang terjadi biar tidak saling menyalahkan. Sebab jika penumpang dan sopirnya baik, namun mesin kendaraanya rusak juga pasti tidak bisa jalan dan sampai tujuan,”bebernya.

Dalam penerangan pak Wardi juga menyinggung bahwa rusaknya sistem bertata negara inilah yang menjadilan bangsa Indonesia masih tetap tertinggal. Sebab hanya sibuk saling menyalahkan. Maka beliau mengajak mari Pancasilakan dari diri sendiri, keluarga, teman untuk memperkuat ketauladanan. Dengan terus membangkitkan semangat juang dan tidak mudah terprofokasi hal hal yang tidak jelas kebenarannya dan bersumber hanya dari katanya.

“Dalam ungkapan lainnya. IA juga mengingatkan mari belajar mengamalkan Bismilah, bukan hanya baca tulisan bismillah. Dengan terus menanamkan nilai nilai Pancasila dimanapun berada,”tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *